Langsung ke konten utama

Balada Subuh

Subuh Tercinta Jejak Manyar
Cahaya Harapan
Panggilan Tuhan bergema sejagat raya
Sejuta manusia menutup mata; seratus manusia terjaga
Mimpi sebagian mengelabui mereka
Taqwa sebagian menyadarkan mereka
Gemericik air mengganggu kesombongan sepi sang subuh
Mengalahkan muslihat pagi
Dan merobek labirin pintu rezeki

Langit tersipu
Bintang melepaskan tawa bagimu
   wahai hamba yang bersujud di atas tanah
Sejagat raya menyampirkan puisi puja
Padamu. Pada mereka
Pada sekelumit manusia yang sudi menyapaNya
Di tengah kantuk yang kusut menggila
Ya Allah, wahai Engkau Tuhan Kami
Ampuni diri ini
Jika tak sempurna menghadirkan hati
Ya Allah, wahai Engkau Sang Maha Kasih
Ampuni kehadiran kami
Dalam keterpejaman yang menyisa
Terimalah sujud subuhku, Ya Allah
Terimalah dalam rahman dan rahimMu
Kami hanya makhlukMu yang lemah
Tak berdaya gegas menyambut panggilMu
Sambutlah kami, ya Allah
Sambutlah do'a kami subuh ini
Dalam keberuntungan jaga yang kami nanti
Aamiin"
Dan waktu berlalu
Bias subuh
Meredup seiring surya di ufuk bumiku
Ya Allah, ya Tuhanku
Biarkan ku jumpai lagi diriMu
Di kala subuh
Esok yang pekat dan abu-abu

Sumber Gambar : Beli Surgamu Dengan Sedekah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Wahai... (Akhir Mimpi)

Nestapa Bunga-bunga layu Daun-daun Runtuh dalam pelukan kelabu Wahai , Sepi Mengapa musim begitu keji? Sepasang mata Tegak menyongsong derita Jemari mungil penuh luka Memeluk tangkai si kuncup dahlia Yang mulai kering dan punah Wahai, Dingin Seberapa panjang membaluti serbuan angin? Lembah itu Semakin kusam dan berdebu Matahari bisa mengingatnya Di atas batu Ya! Di atas batu itu Semusim lalu Seekor jantan asyik mencumbui betinanya Ya! Di atas batu itu Sang betina pasrah menerima kekasihnya Dan langit Dan bumi Dan semesta raya Ikhlas menerima mereka Mengalirlah gairah dalam cinta Semusim yang lalu... Wahai, Waktu Mengapa dengki nian kau berlaku? Halilintar Suatu hari datang dan mengantar Sepucuk kabar Bahwa cinta harus merepih dan buyar Merepihlah mimpi-mimpi Memuinglah rimbun kasih Air mata . Apakah guna? Cucur darah. Bisakah mengubah? Dan mereka berpisah di antara linang tangisan senja Merantau dalam galau Merundung dalam kabung San