Langsung ke konten utama

Pintaku : Kedamaian Ala SAS

SAS Pintaku Jejak Manyar
Legenda
SONATA Tandjung, Arthur Kaonang, dan Syeck Abidin. Trio alumnus AKA ini membentuk grup baru bernama SAS yang merupakan singkatan dari ketiga nama mereka. Lagu dan aksi ketiganya populer tahun 70an sampai sekitar gerbang era 90an. Itu menurut referensi yang saya baca di Internet. Bukan sejarah mereka yang akan saya bahas. Tapi, kesederhanaan karya mereka dari sisi gaya bahasa dan monumental dari sisi musikal. Salah satunya bisa Sahabat Manyar simak dalam lagu Pintaku, salah satu lagu dalam album Pop & Rock Indonesia I sekitar tahun 1979.

Saya kenal lagu ini pertama kali sekitar tahun 2010 dari sebuah program yang disiarkan radio KDS 8 Malang yang lokasinya ada di Jalan Raya Langsep Barat, Kota Malang#Saya nggak setuju sama nama jalannya. Masa jalan "imut" begitu dibilang raya?? ⎝↯⎵↯⎠# Kalo nggak salah nama programnya NADA NOSTALGIA INDONESIA. Persis mengudara jam 10 malam. Sekarang sih saya lama nggak stay tuned karena radio di kosan ngadat dan nggak bersahabat buat ngedengerin program kesayangan nomor dua itu setelah program lagu jadul mancanegara jam 9-nya... Apes... v(ಥ ̯ ಥ)v
***
Sejak dengar pertama kali itu saya browsing mati-matian di Internet. Nihil karena nggak ada satu website pun yang nyimpen lirik lagu easy listening ini. Dan, seperti Rites of Passage-nya Yanni kemaren, saya dapet lagu ini nggak sengaja. Asal download lagu-lagu SAS dan dapatlah lagu ini. Pintaku...

Konsep pesan yang ditawarkan juga simpel walau agak kontradiksi buat yang cuma sekali, dua kali denger. Di bagian awal dan tengah, lagu ini bercerita tentang situasi alam di desa. Tentang pemandangan, panorama, tentang kealamian. Bagian reffrent, mulai ngomong nggak butuh emas, harta, dan tahta. Cuma pengen kedamaian. It's okay. Nah. Di bagian penutup, "Dengar kasih suara sanubariku//Penuh dengan getar asmara cinta//Bukan bukit berlian yang ku damba//Pintaku hanya kasih sayang..." Lihat yang di-bold!#Sorry kebanyakan...(×̯×)# Apa hubungannya : Pemandangan, Butuh Kedamaian, dan Pengen Kasih Sayang?

Ternyata, setelah ditelusuri pelan-pelan, ketangkep makna utuh dari lagu ini. Begini :
Sang pria #soalnya yang nyanyi SAS. Masa iya saya bilang "sang wanita"?! ⇎_⇎# ngajak kekasihnya untuk mengamati suasana sederhana yang ada di desa atau kampung atau udik atau apalah namanya. Di sana penuh dengan kealamian dan kebersahajaan. Si pria, di bagian reffrent, ngingetin kalo yang namanya bahagia itu bukan soal keduniawian, tapi kedamaian. Dan sebagai penutup, si pria ngasih penegasan : Dengerin suara hatiku. Yang aku mau dari kamu hanya satu : kasih sayang! Mantap kan?

Ini yang bikin saya penasaran pertama kali denger lagu SAS karena tema lingkungan, humanis, dan cinta nyampur jadi satu. "Tebakan" saya tentang makna lagu ini saya dasarkan pada setiap bait, kecuali reffrent, yang selalu menyebutkan "Dengar Kasih..." Kata-kata itu menyuratkan si pembawa meminta kekasihnya atau jika diperluas adalah fans atau pendengar dan jika diperluas lagi adalah semua orang yang ada di dunia untuk mencermati kesederhanaan yang ada dan mengembalikan arti bahagia bukan secara materi melainkan substansi kebahagiaan itu sendiri : Kedamaian. Coba pikir : Adakah kebahagiaan itu tanpa kedamaian?

Kita lihat "sampah" di sekitar kita! Kaya-raya, direktur perusahaan, rumah mewah, tapi anak cucunya naujubillah kelakuannya. Kaya-raya, aset milyaran, orang terpandang, eh kena korupsi. Ada lagi yang jadi presiden tapi ciut kena skak nggak bisa maju and nggak bisa mundur gara-gara kesandera banyak isu di parpolnya#Jangan-jangan dia kena juga!ಠ╭╮ಠ#. Mereka adalah orang-orang dengan keleluasaan harta dan tahta. Tapi, mengapa tak ada kebahagiaan itu? Jawabannya, Karena mereka tidak memiliki kedamaian dalam hidup mereka.

Orang bahagia tidak pernah memiliki ketakutan. Dan orang yang memiliki ketakutan selamanya tidak akan pernah bahagia sebelum ia berhasil mengalahkan ketakutannya itu. Karena itu : Jangan fokuskan umur kita untuk menggenggam dunia. Pikirkanlah bagaimana kita bisa bahagia dengan dunia yang kita punya. Seperti burung gereja. Andai kata ia mengukur kebahagiaannya dengan mengimpikan diri menjadi elang, niscaya ia takkan pernah keluar dari sarangnya setiap hari. Begitu pun kita. Jika kebahagiaan diukur dengan harta dan kuasa, haruskah anak-anak jalan di luar sana menyesali takdir mereka sebagai "anak buangan"?

KITA MEMANG TIDAK BISA MEMILIH MENJADI LAHIR SEBAGAI APA. TAPI KITA BISA MEMILIH MENJADI BAHAGIA DENGAN CARA APA. Dan itu keputusan Sahabat mau menjadikan kebahagiaan itu selamanya atau hanya sementara. Menjadikan kebahagiaan itu sungguh atau semu. Dan kebahagiaan yang semu bukan kebahagiaan yang dibangun di atas pondasi kedamaian. Tidak akan pernah bisa!

Sementara Sahabat asyik memilih mau bahagia yang sejati atau kebahagiaan nisbi #Hahahaha,,, (〃^∇^)ノ#, saya kasih lirik lagu utuh dari SAS. Pintaku. Selamat membaca... *(◠‿◠)*

SAS - Pintaku

Dengar Kasih suara burung berkicau
Merdu dan mengalun memikat sukma
Burung naik dan meninggi
Dihempus angin... nan merayu

Dengar Kasih suara air mengalir
Gemericik alun merasuk jiwa
Tenteram damai kehidupan di desa
Pemandangannnya...

Betapa teduh perasaan
Betapa tenteram sanubari
Hidup bahagia bukan emas...
Bukan harta...
Bukan tahta...
Melainkan... Kedamaian...

Dengar Kasih suara sanubariku
Penuh dengan getar asmara cinta
Bukan bukit berlian yang ku damba
Pintaku hanya kasih sayang...

Interlude

Betapa teduh perasaan
Betapa tenteram sanubari
Hidup bahagia bukan emas...
Bukan harta...
Bukan tahta...
Melainkan... Kedamaian...

Dengar Kasih suara sanubariku
Penuh dengan getar asmara cinta
Bukan bukit berlian yang ku damba
Pintaku hanya kasih sayang...
***
Finally, saya harus tutup artikel ini. Semoga sedikit dari saya memberikan sedikit inspirasi bagi Sahabat yang lagi galau menentukan kebahagiaan Sahabat, terutama soal masa depan. Sebelum saya gembok #Emang pager digembok??!! ̿ ̿̿'̿'\̵͇̿̿\=(•̪●)=/̵͇̿̿/'̿̿ ̿ ̿ ̿#, sudah saya siapin link audio buat Sahabat yang pengen tahu lagu SAS yang satu ini kayak apa. INGET : Gunakan dengan bijak! Jangan diperjual-belikan dan jangan dikomersilkan dalam bentuk apapun tanpa seijin dari pemegang hak cipta!

>>> 4Shared MP3 Version : SAS - Pintaku

Sekian dari Sang Manyar! Semoga sukses menemukan kebahagiaan kalian!

Sumber Gambar : Musikku345 : SAS Album Pop & Rock Indonesia I

Komentar

  1. Kalau tidak keliru,,, Pertama kali saya melihat lagu ini tahun 1978 di TVRi saat kelas V SD. Tak terasa sudah 37 tahun syair lagu ini membimbing saya. Memang benar tiada "ketakutan" yang ada hanya kedamaian, adem ayem,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak. Lagunya tidak terlalu rumit, tata musiknya sederhana tapi mengena. Saya baru sekitar 5-7 tahun lalu pertama kali dengar lagu ini. Maklum generasi 90 jadi ndak begitu tahu lagu bagus era 70-80an. :D

      Hapus

Posting Komentar

Pesan Manis Sahabat Adalah Ilham Magis Bagi Saya:

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Sajak Pendek

Entah Ku tembangkan di tepi senja Ketika jingga menyala Dan jarak memisahkan kita Semoga kita berjumpa                    Lagi... Sumber Gambar: eRepublik - The New World