Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2012

Ksatria Senja

(Dan sesungguhnya mereka yang kalah adalah juara. Pemenang atas nafsu sesat mereka sendiri) Sang Perwira Perang asa Udara panas mereda Di cakrawala Burung-burung berarak ke sarang mereka Dan kau termangu di kursimu Masih di situ... *** Ada bisikan dengki Ada bisikan benci Tapi. Satu-satu kau tepisi Ada gumpalan marah Ada gelora dendam mewabah Tapi. Sakal dalam hela kau bantah Matamu tak sanggup berkata Lidahmu tak mampu meraba Tanganmu tak bisa menjamah Keajaiban di awan rekah Berkali-kali kau coba tabah Meski. Sejuta kali kekecewaan memanggili Meski. Sejuta kali kegundahan meneriaki Berkali-kali kau coba tegar Hingga. Di suatu detik akumu gempar :       Aku kalah... *** Lekat-lekat kau pandangi sisa tahta Dalam-dalam kau hayati jejak masa " Pengabdianku sampai di sini " " Langkahku cukup di sini " Dan. Perang asa Udara panas reda Di cakrawala Surya merangkak ke sarang beranda Langit teduh berwarna Kau. Di antara sorot k

Pintaku : Kedamaian Ala SAS

Legenda SONATA Tandjung, Arthur Kaonang, dan Syeck Abidin. Trio alumnus AKA ini membentuk grup baru bernama SAS yang merupakan singkatan dari ketiga nama mereka. Lagu dan aksi ketiganya populer tahun 70an sampai sekitar gerbang era 90an. Itu menurut referensi yang saya baca di Internet. Bukan sejarah mereka yang akan saya bahas. Tapi, kesederhanaan karya mereka dari sisi gaya bahasa dan monumental dari sisi musikal. Salah satunya bisa Sahabat Manyar simak dalam lagu Pintaku , salah satu lagu dalam album Pop & Rock Indonesia I sekitar tahun 1979. Saya kenal lagu ini pertama kali sekitar tahun 2010 dari sebuah program yang disiarkan radio KDS 8 Malang yang lokasinya ada di Jalan Raya Langsep Barat, Kota Malang#Saya nggak setuju sama nama jalannya. Masa jalan "imut" begitu dibilang raya?? ⎝↯⎵↯⎠# Kalo nggak salah nama programnya NADA NOSTALGIA INDONESIA . Persis mengudara jam 10 malam. Sekarang sih saya lama nggak stay tuned karena radio di kosan ngadat dan nggak

Ku Temukan Jodohku : Yanni - Rites of Passage ヾ(´ー`)ノ

My Lovely Song HAMPIR sepuluh tahun saya ngincer lagu ini. Pertama kali denger di salah satu infotainment sekitar tahun 2004 lalu, saya langsung suka. Ada nuansa yang dalem, yang saya dapet dari lagu ini. Walau sama sekali nggak paham isi lagu aliran New Age ini secara pasti, setidaknya interpretasi yang tertanam di otak saya membawa pada euforia semangat yang mistik tiap kali mendengar atau sekedar mengingat-ingat lagu ini. Inilah my spirit symphony ... (^;_;^) *** Dirilis tahun 2003, lagu Rites of Passage menjadi tembang pembuka dari album Ethnicity karya Yanni. Nuansa magis dan etnis begitu kental dalam album-album ini. Khususnya lagu yang satu ini. Kita diantarkan pada arus pemahaman yang berbeda-beda begitu mendengar lagu ini. Untuk yang awam dalam hal tafsir-menafsirkan lagu aliran New Age , ada banyak kesan yang lahir : perjuangan , penderitaan , semangat , kebangkitan , dan banyak lagi sesuai jangkauan alam bayang kita. Saya tertegun pertama kali disuguhi lagu

Pertempuran Terakhir (2)

Menjaring Suara Selamat datang, Pagi...    Dan kegemparan yang ironi! Hari ini ... Sudut-sudut kota berjubel, berjejal Wajah-wajah ambisi Menatap bagai teropong bintang :    Lantang dan nyalang Sementara itu Jutaan domba berkeliaran digiring serigala Bayang-bayang surga dan neraka Bagai kabut tebal di fajar hari :    Tutupi sinar dengan janji dan puisi Keringat berimbun, Nafas menahun. Berpasang telinga peka nada Dan berbaris hidung tanggap aroma Tak mempan lagi do'a Spanduk saja tak berdaya, Apa lagi ajian sakti mandraguna? Masih ampuhkah? Politik hilang muka Siapa menang, siapa kalah Siapa sumringah, siapa kecewa Kontes maha kontes Menyabda derasnya hujan protes Tuduhan dan hujatan Asingkah, Kalian? Iring-iringan pembela bagai anak merdeka Memenuhi jalan, menyesaki trotoar Lupa :    Bayi yatim meratap lapar Inilah pertempuran terakhir Puncak dendam segera mengalir Bagai malam pertama :    Yang kau rasa takkan pernah lupa Cemara b

Luka Kemarau

Rekah Gersang Tanah memancarkan tuah Rindu air telaga Menjelma jelaga dan wabah Sekali kau berlari Udara seribu kali mengepungi Sepuluh kali kau sembunyi Sejuta kali pula panas mengabuti Mengurung kita dalam gelisah... Bias tanah pusaka Tak segagah silam yang merdeka Hujan didamba; terik menggila Embun dikhayal; mengapa siang begitu kekal? Damai terberai Cemerlang esok lunglai Bagai sembelit Iklim bertukar begitu sulit Dan entah Bila luka kemarau terjamah Sembuh Dan bunga-bunga merebak di awal subuh Ku pikir Itu lamunan yang teramat jauh Ku pikir... Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi

Asmara Tersisih

Jalanan Asing Aku menuruni jalanan kelabu Sendiri Dalam dendang jiwa yang bisu Ku kenang wajahmu Ku kenang senyummu Ku kenang tawamu    Menjadi duri di dada... Ku coba bertahan Air mata ku simpan Ku tegarkan pandangan Matahari ku sapa Meskipun hatiku enggan menegurnya Rembulan ku sambangi    Tak sadarkah ia aku mendendam perih? Cemara ku. Pinus dan rimba yang teduh    Tak adakah pelipur laraku? Kau yang ku puja Kau yang ku damba Dalam setiap larik nada Ku hembuskan sujud cinta    Mengapa kau alpa? Kau yang ku cita Dan kau Yang menyejukkan asa kemarau Dalam setiap nafas ku senandungkan kasihku    Begitu jauhkah aku di kenangmu? Aku tak pernah lelah membayangmu Namun ku sanggup lagi me rindu mu Sesat asmara kaburi mata batinku Dan ku relakan harga diriku Tumpah berkeping di kakimu Silam tersia menjadi kelam... Biarkan kini Ku titi langkah perjalanan sepi Sendiri Dalam dendang jiwa yang dungu Ku kenang wajahmu Ku kenang senyummu Ku kena

Pertempuran Terakhir

Seteru Abadi Dua kubu bertemu Saling menjauh Mengadu tatap dengan angkuh Kepal tersembunyi di balik baju Sementara api di dada itu Bergelora tak pernah runtuh Sungguh! Nafas memberingas Darah gelegak meranggas Nafsu di mata Nafsu di lidah Ambisi belenggu jiwa Selalu begitu... Aku tak pernah paham Mengapa kekuasaan membenih dendam ? Saudara dulu; Musuh k ini Sahabat dulu; jaminkah kau ia takkan membunuh? Politik. Intrik Licik Trikata laknat yang berbisa Bagai halilintar menyambar kita Rebahkan nasib kepada entah Kepada entah Kepada : Entah! Dan dua kubu itu-   di kota yang nyaris tenggelam sana -bertemu dan berseteru Pertempuran terakhir menderu debu Makian dan kutukan Pada siapa mereka disarangkan? Pedang dan pelor tersisa Di jidat siapakah mereka singgah? Bersiaplah, Kawan ... Tegaskanlah hatimu! Sesaat setelah kau obralkan suaramu Bergegaslah menjauh! Pulanglah dari negeri rantau Atau bersembunyilah di tepian danau Nyanyian kekalahan

Ku Mulai

Startin' Over Ku mulai pagi ini dengan bertanya : Tuhan, Sudahkah ku sematkan Engkau di hati? Ku mulai pagi ini dengan bertanya : Hati, Sudahkah kau temukan kemana hendak berlari? Ku mulai pagi ini dengan bertanya : Kaki, Sudah siapkah kau dengan 'pa yang kan kita hadapi? Dan ku mulai pagi ini dengan bertanya : Hari, Sudikah kau menjagaku lagi? Sumber Gambar : Computer Clip Art.com - Jogging Clipart Image : Couple Running Silhoute   dengan Modifikasi Sang Manyar

Kelelakianku

Tegak Dalam Janji aku adalah bayangan aku bersembunyi di antara keheningan dan menyapamu sekedar berbagi tawa dan suasana tapi jangan pernah kau harapkan aku mau membagi penderitaan sekalipun jalanan terjal menyakitkan dan debu-debu begitu tajam menaburi badan aku kan simpan sendiri hanya seorang diri me lintas i keasingan bumi maka, jauhkanlah tanganmu dari wajahmu karena aku akan berdiri di atas kakiku maka, jauhkanlah dulimu dari hidungku karena aku akan bangkit dengan tekadku maka, menyingkirlah dari jalanku biarkan ku rintis sendiri takdir dan garisan hidup ini sepahit dan seperih apa sehening dan sesunyi apa biarkan aku mencoba hingga ku hapus dari legenda hingga... maka, dengarkanlah...! Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi

Tak Seperti yang Kau Bayangkan

Nusantara Lara Sungai keruh memuara Dan hilir yang durja Dan hulu yang nyaris punah Tak seperti yang kau bayangkan... Langit yang pekat Dan cakrawala yang pucat Dan matahari yang tak terang lagi Tak seperti yang kau bayangkan... Bumi berputar dalam bayangan Dan kita terseret kehidupan Dan kita terbenam samudera kenisbian Tak seperti yang kau bayangkan... Tunduk orang-orang yang khusyuk Dan teriakan memaki yang mengutuk Dan sulang seling uang haram di teras gubuk Dan tak seperti yang kau bayangkan... Negeri yang disembah Dan tanah yang dipuja Dan rumah yang didamba Musnah dalam sengketa Dalam serakah... Sumber Gambar : Unik Apik - 10 Rekok Kekayaan Alam Indonesia

Infantilisme*

Tuntutan Lupa Panutan Mengancam diam   Jika suara terus diperam Mengancam murka Jika langkah selalu dicegah Mengancam mursal Jika lumbung tak lagi kekal Mengancam makar Jika pikiran tak diterima dan didengar Inilah demokrasi Inilah progresi Inilah ironi... *Infantilisme, adalah keadaan dimana tidak tercapainya sifat kedewasaan dalam bertindak dan berpikir. Dalam hal ini diartikan sebagai sifat kekanak-kanakan dalam menyampaikan kebebasan berpendapat. Sumber Gambar : IndoPos Online - Jawa Pos Jakarta - Hakim Daerah Ancam Mogok

Kafir

Kafir Menuduh Kafir Selaksa dendam mengalir Siapa entah salah siapa Siapa entah dosa siapa Yang pasti : Seribu orang terlanjur mati Ada telaga Memancarkan duka Memantulkan bias ke matahari Ada lembah Memaparkan nestapa Terperangkap di setiap jiwa manusia Tangan mengacung Mulut memaki semakin mancung Pedang diusung Tuhan disangkar seperti burung Kaki-kaki yang beringas Menebarkan angkara di padang panas Tak ada yang tersisa selain murka Tak ada yang tersisa selain luka Dan di atas bendera perjuangan Kematian diagungkan Mengatasnamakan pembelaan Kafir... Sumber Gambar : Abu Al Maira - Adab Terhadap Orang Kafir

Selatan Kota Kelahiran

Galau Rantau Berjalan di antara kesunyian Meniti keheningan Dalam protes batin yang sepi Semarak janji menyuguhkan misteri Mengajak kita menari : Berwisata ke lorong nurani Dan bertanya "Apa yang berhasil kita temui-    -selain dengki? Aku . Kamu. Terperangkap di rimbun hutan Suara ledekan Bersatu dengan tangisan : Malam yang berkepanjangan Aku. Kamu. Berkejaran di bayang sinar rembulan Mencoba pecahkan keraguan Walau kecemasan selalu saja menakutkan Aku. Kamu. Memenjara di selatan kota kelahiran Berbekal jumputan do'a malu-malu Kita benturkan pertanyaan kita Pada keasingan di kejauhan sana Entah. Terjawabkah? Sumber Gambar : Freak Dreamer : I am - Saat Tersesat

Humor : Ternyata Rokok Tidak Berbahaya

Nyentrik Ada kabar baik untuk anda para perokok.... Tolong di simak. Rokok TIDAK BERBAHAYA! Banyak orang yang khawatir terhadap bahaya rokok, tapi setelah diselidiki oleh beberapa pakar dalam bidangnya ternyata rokok itu sama sekali tidak berbahaya! Ada sebuah penemuan yang membuka mata dunia bahwa rokok itu tidak berbahaya sama sekali.... ... Berikut cuplikan-nya : Ada tiga orang pakar. Mereka selalu bersama kemana saja. Tapi ketiganya memiliki ke suka an beda. A. dr Jon Van Toncik (suka main perempuan ). B. dr Joni van Walker (suka minum minuman keras). C. dr Toni Tobacco (suka segala jenis rokok) . Suatu hari mereka pergi ke dukun sakti. Lalu dikasih permintaan yang sesuai dengan kegemaran mereka masing-masing. Si A : ” Aku mau perempuan-perempuan muda dari berbagai bangsa dan makanan minuman yg cukup, letakkan dalam gua tertutup dan jangan ganggu aku selama 10 tahun ”. Dan dalam sekejap mata itu jadi. Si B : “Aku mau semua jenis arak dari seluruh dunia ditambah bekal makana

OST Hello Ghost : Cha Tae Hyun - With You (너와 함께)

AWALNYA saya nggak tertarik banget liat film yang satu ini. Seinget saya sih, film ini saya dapetin dari pacar saya #Ihiiiiiiir ❀∇❀#. Suatu hari, pas lagi asyik-asyik memilah-milah koleksi film di laptop bersama dia, spontan aja dia bilang kalo Hello Ghost , yang saat itu saya mau cek isi filmnya kayak apa, bilang kalo ceritanya bagus banget. Saya hanya buka sekilas dan tertangkap kesan garing pada film ini. Kesan pertama yang buruk, bukan? Don't Judge Movie from Its Scenes ^^ Pas pulang, saya coba cek lagi film Korea yang satu ini. Namanya ngecek kan nggak mungkin full watching dari awal sampe belakang. Saya cepet-cepetin aja sekedar tahu kualitas gambar, suara, alur cerita secara singkat, dan... wait a second! Ending theme -nya kok gini ya? Dan, saya pun mulai jatuh cinta ... *** Seperti biasa. Begitu ada lagu yang saya suka, buru-buru deh ngejar di internet. Dan nggak tanggung-tanggung. Full Complete Album . Tapi, di sinilah ujian dimulai. Belasan website saya

Kau temukan Cinta

Riak-Riak Asmara Dalam pijar bola mata Kau temukan cinta Dalam kata dan sapa Kau temukan cinta Dalam jabat dan tanya Kau temukan cinta Dalam sekuntum asa dan cita Kau temukan cinta Dalam lembutnya rengkuhan jiwa Kau temukan cinta Dalam kecupan nada asmara Kau temukan cinta Dalam romansa esok yang cerah Tapi... Akankah masih kau temukan dia    ketika badai menyapa?  Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi

Fire & Rain : Lagu Jadul? Ok Banget Dah :D

My Favourite Song SAYA bener-bener nggak paham gimana ceritanya secara tiba-tiba jadi begitu gandrung dengan lagu-lagu tempo dulu. Di antara sekian remaja aneh, barangkali saya yang paling aneh dengan selera musik saya yang bener-bener... aneh. Hahaha... Di saat remaja pada umumnya gandrung sama yang namanya Peterpan (tahun 2000an kemaren) atau para girlband dan boyband mancanegara, saya masih aja betah dengerin musik-musik abad kemerdekaan. Gimana nggak coba? Tiap hari yang saya puter kalo nggak Yesterday dari Matt Monroe, pasti koleksi-koleksi mp3 bajakan Iwan Fals yang muter itu-itu mulu dari media player saya. Sekarang, giliran John Parr dengan St. Elmo's Fire (Man in Motion) yang seliweran di playlist saya. Tapi... Tunggu dulu! Jangan lupa satu lagi : FIRE AND RAIN . Karya Michael Cretu. Sejak belakangan ini saya gandrung lagi lagu ini setelah lama nggak dengerin gara-gara ketumpukan koleksi lagu-lagu lawas yang baru saya dapet dari internet #ups. Buka kartu...

Kemarau

Suhu udara menyakitkan Menguap panas memangkas awan Sementara. Angin mengusap punggung Sedangkan jalanan lacur terpanggang Kaki-kaki menari garang Dan lidah terjurai bingung Rekah Dimana bunker perlindungan? Kemana selamatkan badan? Sementara itu Api bernyanyi dari kejauhan Berbaris dahan tinggal debu Dan rerumputan menyisa kenangan Sementara itu Anak burung mencicit ngeri Beribu sarang menjadi abu Dan untai berteduh : menyilam galau rindu Kemarau balau Kering merekah dinding-dinding hati Tak ada lagi sepercik jejak di danau Tak ada lagi partikel tilas di kali Sepi menjerat Hening berkerat Musim ujung di titik karat Dan. Kita sekarat... Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi

Soundtrack LARI DARI BLORA : Where's I Can Find It? ⎝⎲⎵⎲⎠

Wanted SAYA harus mengakui bahwa : SAYA TERGILA-GILA DENGAN SOUNDTRACK FILM INI!!! TIDAAAAAAK!!!! Paduan musik yang manis dan tata lirik yang sederhana namun penuh makna menjadi perpaduan yang memikat dari soundtrack film "Lari Dari Blora". Tema yang diangkat cukup langka jika dilihat dari arus selera musik saat ini. Menanamkan pesan-pesan kritik sosial, lagu-lagu dalam film ini menawarkan serangkaian kesadaran akan keberadaan kita saat ini. Simak saja lirik ini : Kita sedang hidup di suatu masa /Ketika bumi tak sudi bersahabat lagi/Cahya rembulan terhalang sangkakala/Angkara murka mengalahkah matahari . Susunan rima dan simbolisasi mengemas inti pesan lagu menjadi apik. Rajawali melayang-layang di udara/Kehilangan dahan tempatnya berpijak . Di bagian refren kita dipertemukan lagi dengan larik-larik yang secara tekstual memuat unsur-unsur lingkungan, namun sejatinya larik tersebut menggambarkan kondisi kita saat ini dimana tak lagi kita memiliki landasan pendir

Dua Dunia

Bertumbuk Merekah bentang pemisah Sudut pandang bak sumbat kawah Esok. Lusa. Ada kalanya muntahkan jelaga Semburat ke muka manusia Lalu. Kita diam Lalu. Kita bisu. Berpikir apalagi yang harus ditempuh Dan pikiran melayang yang bukan-bukan Asumsi menjadi api Membakari kaki. Nadi Dan hati... Lalu. Kita diam Lalu. Kita bisu. Menunggu lelucon anyar melagu Seiring waktu. Muntahan duga menjadi wabah Mengotori kali. Melimbahi surgawi Lembah dan hutan cemara meranggas terluka Klimaks cerita. Asmara tumbang nestapa Ditiupi angin lalu Musnah bersama debu Lalu. Kita diam Lalu. Kita bisu. Tertunduk dalam tanya : Hanya beginikah akhirnya? Sumber Gambar : AyoTradeFX - Dua Planet Gas Panas Jupiter Ditemukan

Avonturir*

Berjalan mengikuti panggilan bumi Bisikan hati Menuntun susuri lorong yang kau yakini Terjal jurang kau lalui Cekam ngarai kau hadapi Sepi. Maki Sang Petualang Apakah guna? Puji. Kasih Apakah beda? Kau tetap sendiri Kemunafikan yang mengitari Menjadi pedang bermata seribu Langkahmu di bayang musuh Nafasmu di ratap dendam Tapi. Inilah tekadmu Dan tongkat kayu penyanggahmu Dan kasut lusuh hadiah ibu Temanimu Mendarmakan umur kepada kalbu : Memenggal yang perlu dipenggal, Menjagal para tukang jegal Tak berampun!   Maju! Serbu! Dan luluh! *Avonturir, adalah orang yang menyenangi pertualangan atau disebut juga petualang. Dalam hal ini diartikan mereka yang bergelut di dunia hukum dan berintegritas dalam menegakkan hukum. Sumber Gambar : Low Mot - 10 Petualangan Terhebat

Transenden

Inilah Kita (Tentang Kemalangan yang Tak Pernah Berkesudahan) Aku melihat mu Keluh dan pilu Bagai menanggung derita sembilu Kau bawa dukamu Menyusuri ruang dan waktu Aku melihatmu Seperti tak berdaya Begitu teganya mereka Mengalungkan luka,    meninggalkan derita dalam canda dan tawa Ku harus apa? Ku harus bagaimana? Tanganku tak mampu menjangkau Mereka membuih sehamparan danau Haruskah ku tanam ranjau    dan ku martirkan diriku bersama parau? Aku melihatmu Telanjang dan melintang Dikebiri zaman Kau merintih dilindasi perubahan Nyanyian sejarah menampari wajahmu Prosa harapan meludahi jidatmu Sementara puisiku Terdiam di sudut bisu Menunggu giliran menginjakimu Ku harus apa? Ku harus bagaimana? Kakiku tak sanggup menggebu Kutu-kutu berselinapan di bawah pakaian Dengan licik menghindari tangkapan Haruskah ku teteskan darah    dan memanggil setan gantikan pekerjaan? Tapi. Bukankah mereka seburuknya setan? Dan aku melihatmu Tertawa sendiri men

Renungan : Belajar dari Sang Musafir (Bagian 02-HABIS)

Misi Manusia (Udah baca kan yang bagian satu ? Kalo belum, nih klik link ini en met baca ya. Biar nyambung. Hehehehe...) JUJUR , niat hati cuma pengen bikin cerita yang ringkas. Tapi, apa daya jadi begitu panjang sehingga terpaksa dipecah jadi dua begini. Nggak apa-apa kan? Sering kali kita punya cita-cita yang besar. Pingin jadi musisi. Pingin jadi arsitek. Pingin jadi saintis. Pingin jadi anggota DPR (Maaf nih. Apa nggak ada cita-cita lain selain yang satu ini? >.<). Macem-macem. Ada juga yang bercita-cita pingin jadi polisi. Tentunya polisi sejatinya yang nggak kemakan popularitas terus cabut dari kesatuan dan buntutnya nggak laku lagi di layar tivi. I think you know who he/she is . Selain itu. Ada juga yang pingin jadi blogger tercanggih yang pernah ada. Semua itu cita-cita. Nggak peduli muluk atau nggak, itu cita-cita. Dan setiap orang harus punya cita-cita mereka sendiri walaupun sekedar pingin jadi jukir (Bayangin nggak ada jukir! Mau mundurin mobil aja kudu ng

Renungan : Belajar dari Sang Musafir (Bagian 01)

Belajar Memahami Waktu UNTUK kesekian kali sang musafir berjalan meninggalkan persinggahannya. Seperti yang sudah-sudah, ia berangkat dengan punggung unta sarat muatan dan segudang rencana yang telah disiapkannya. Tekad ia bikin bulat. Berkali-kali ia dalam hati berjanji : Aku harus berjalan jauh . Maka, ketika matahari baru saja membuka mata sedetik di ufuk timur, sang musafir bergegas dengan unta kesayangannya berjalan ke Barat. Menuju Kota Emas yang dicarinya selama ini. Tapi, sayang seribu sayang. Manusia adalah manusia. Dan musafir adalah manusia. Kali ini, ia lalai dengan misinya untuk mempercepat perjalanan agar dapat menempuh jarak lebih jauh. Arus waktu memaksanya sedikit lagi mempercepat picu, tapi sial ia tak mau. Ia lebih suka berjalan perlahan... perlahan... sambil menikmati eloknya pemandangan dan nikmatnya pendengaran oleh nyanyian burung dan kidung-kidung biduan-biduan istana. Musafir bertualang dengan tenang. Dan, seperti perjalanan lainnya. Bekal mulai m