Langsung ke konten utama

Matahari Dalam Lamunan

Memandang langit
Nyeri. Perih
Ku tahan sendiri

Sinar Tanya
Ada nafas menggeliat ke udara
Ada duka
Melesak, menerjang ke jiwa
Ada air mata temurun tanpa kata
Wahai...
     Dimanakah obatnya?

Langgam nyanyian merdeka
Sayup-sayup meredup dan kuncup
Aku tak merasakan nestapa
Selain iba. Selain luka
Selain tanda tanya 'apa' dan 'mengapa'

Aku tak merasakan dendam
Selain pelukan cekam
Menjadi phobia di relung gundah gulana

Kau tak bisa menyiratkan makna
Karena kau limbung : lupa pijak hatimu yang agung
Kau takkan bisa menyuratkan amuk murka
Karena kau masih percaya : cahaya akan tiba
Ternyata?
***
Bangkai-bangkai mimpi
Memuing bingkai-bingkai harapan dan janji
Langkah gontai
Ke gurun asing kau terkulai
Bertarung mencari damai
Bersinggung melawan larai
Wahai...
     Masih kekalkah asa?


*Didedikasikan kepada para korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 pada Hari Rabu, 9 Mei 2012. Semoga diberi keselamatan oleh Allah swt.

Sumber Gambar : Anarchy Blog - Ketika Pria Menjadi Matahari

Komentar

Posting Komentar

Pesan Manis Sahabat Adalah Ilham Magis Bagi Saya:

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Sajak Pendek

Entah Ku tembangkan di tepi senja Ketika jingga menyala Dan jarak memisahkan kita Semoga kita berjumpa                    Lagi... Sumber Gambar: eRepublik - The New World