Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2012

Tinggalkan yang Haram, Akan Kau Dapat Sesuatu yang Halal...

Try to Understand HALAL dan haram. Hm... Jaman sekarang masih peduli nggak sih sama yang beginian? >.< Kecanggihan zaman dan kemajuan teknologi seringkali bawa dampak negatif selaen mengusung sisi-sisi positif (nggak usah mungkir yeee!☠). Persoalannya sekarang, kita masih bisa nggak sih ngebedain mana yang halal dan haram? Hape, laptop, internet. Tiga dewa sekaligus tiga setan yang berada di sekitar kita. Banyak dari kita yang terjebak make barang-barang itu buat yang nggak-nggak. Paling nggak... nyerempet-nyerempet lah. Hehehe... Boleh nggak sih? Jawabannya : Ya boleh ASAL ... nggak takut DOSA aja. ヅ Batas halal-haram bener-bener kelewat tipis saat ini. Berbagai iming-iming kesuksesan, kekayaan, keuntungan seringkali mengajak kita (secara nggak sadar) kecebur dalam ceruk-ceruk ketidakhalalan. Jadi, pandai-pandailah memilih dan melakukan sesuatu sebelum kita kecipratan sesuatu yang memberatkan kita di akhirat nanti. Lalu, maksudnya ngebahas artikel ini apaan?? (~_~

Aku Datang Dari Jauh...

Memupus Hati yang Luka ...membawa rindu yang bisu... Aku datang dari jauh... ...membawa cinta yang semu... Aku datang dari jauh... ...membawa harap yang lesu... Aku datang dari jauh... ...membawa kisah yang pilu... Aku datang dari jauh... ...membawa namamu dalam haru... Adakah kau tahu? Sumber Gambar : Wizausky Litile Bunny - Twinkle-Twinkle Little Star - Perjalanan Hidupku Adalah Satu Anugerah dari Allah swt.

Setapak Silam

Gelap dan Hampa Berjuta dendam. Ya. Ku simpan berjuta dendam. Selusin cacian. Selaksa kehinaan yang mereka cemarkan ke wajahku : "Dengan apa ku harus membalasmu?" Aku manusia malam. Aku manusia diam-diam. Dari sudut hitam, aku merangkak membelah legam. Cemoreng malu lacur melingkari hari-hariku. Membebat mata hatiku : jadi kelabu! Di antara kepingan senja. Suatu ketika; ku hunus senjata, ku berjalan menyusuri cakrawala. Teriakan alam semesta : hingar binasa merekah ke telinga . Aku tak peduli. Darah penghalang cecer di tapal batas. Aku bergegas. Aku tak peduli Tangis beriba menumpah seperti bencana. Aku tak peduli Aku berlari. Aku mencari. Aku tak peduli Aku tak peduli Au tak peduli! Aku tak peduli!! Aku tak peduli... *** Seribu mayat. Semilyar bangkai. Berlinangan air mata dunia. Berjatuhan kutukan angkasa. Panji-panji gagah perkasa : serentak rebah dan musnah Aku tak peduli. Aku diam hilang nyali. Aku tak peduli. Aku beku dan membisu. Aku tak peduli...

Mama

Untukmu Kasihku Selalu (sajak pendek seorang anak di persembunyian) Relakan kami pergi Ke dalam rimba, Jelajahi lembah, Mengukir bhakti 'tuk bumi pertiwi Ke sana kami suarakan tekad kami Ke sana kami kucurkan darah kami Kesetiaan kami Ku minta restumu Ku tunggu do'amu Mama,      Dari jauh cintaku slalu. Untukmu... *Terinspirasi dari buku "Inga... Inga... Permesta Pe Perjuangan" karya Benny Tengker   Sumber Gambar : Catatan Kecil - Sketsa Dyah (Ibunya Jati & Jalu)

Hitam

Hitam Jika memang hitam Kami takkan dendam Yang bikin kami murka Mengapa kau samakan kami dengan mereka      lalu, kau corengkan kelam ke wajah kami      sedangkan kami hanya ingin pertahankan tanah ini? Gelap Semesta Yang bikin kami luka Mengapa kau sisihkan kami      setelah dalam diam      kau akui kebenaran kami? Mengapa kau biarkan seperti ini? Di lidahmu jawaban kami nanti... *Terinspirasi dari buku "Inga... Inga... Permesta Pe Perjuangan" karya Benny Tengker Sumber Gambar : My Little World - #30 Hitam

Kokang Senjata

Tanda Perang Ketika sudut pandang diperbedakan Lalu jarak perlahan dibentangkan Ketika damba menjadi tuhan Dan satu-satunya hasrat hanya tujuan Ketika telinga enggan mendengarkan Dan persengketaan ditentukan senapan Maka, Bersiaplah! Peluru siapa entah kan menembus kepala siapa Bersiap-siaplah...! *Terinspirasi dari buku "Inga... Inga... Permesta Pe Perjuangan" karya Benny Tengker Sumber Gambar : Enterprise Out-of-Crisis Strategy and Performance Optimization - Bagaimana Memperlakukan Senjata (Pistol)?

Sejarah & Penjarah

Sejarah Takkan Pernah Diam Di tanganmu kini :      Legenda           Dan kilasan sketsa sejarah Lembaran kertas Dan sebatang pena bekas Menunggu sentuhanmu Menanti ilham menuntun menjadi alinea Menjadi gubahan pembuka mata Dan Kau pun terpahat di persimpangan Terkurung pilihan : Selamatkan sejarah Atau kau lebih suka...      ... menjadi penjarah *Terinspirasi dari buku "Inga... Inga... Permesta Pe Perjuangan" karya Benny Tengker Sumber Gambar : Amir Al-Maruzy - Permesta Setengah Hati

Benteng

Testimoni Kesaksian Hening tanpa ucapan Kebenaran rentan Bayangan kelebat menjadi kenyataan Seratus ribu manusia Menahan dendam dalam diam Seratus ribu manusia Menunggu terang dalam kelam Kau berpatah bersuara Berharap Secercah sinar menguak udara Dan cahaya Jatuh di negerimu yang bisu Menghapus pahat prasasti kutuk Sebutan yang buruk Dan bebaskan anak cucumu-      nanti -dari arus picing mata yang buta Tak paham : mana benar. mana salah *Terinspirasi dari buku "Inga... Inga... Permesta Pe Perjuangan" karya Benny Tengker Sumber Gambar :  ManadoToday.com - Benny Tengker, Pengusaha Sukses di Segala Bidang

Malam

Duduk termenung. Menghitung Berapa juta bintang memayung Aku. Kamu. Mereka Kita Ya. Hanya kita Di tengah keasingan gurun kota Menikmati bising malam Tanpa sentuhan dan cinta Hening Mencekam Kita Ya. Hanya kita Tak ada dalam kamus apa itu 'bunda' Dan lebih tak ada pula apa itu 'ayah' Hanya kita Ya. Hanya kita Dan sepanjang waktu Dalam keganasan deru dan debu Hingga kebuasan sepi yang jemu Hanya kita termangu Terpaku Menunggu Kapan ajal kan tertemu Agar tak lengang di sorotan telanjang Manusia dengki dan jalang Sumber Gambar : Ngerumpi.com - Malam Larut

Matahari Dalam Lamunan

Memandang langit Nyeri. Perih Ku tahan sendiri Sinar Tanya Ada nafas menggeliat ke udara Ada duka Melesak, menerjang ke jiwa Ada air mata temurun tanpa kata Wahai...      Dimanakah obatnya? Langgam nyanyian merdeka Sayup-sayup meredup dan kuncup Aku tak merasakan nestapa Selain iba. Selain luka Selain tanda tanya 'apa' dan 'mengapa' Aku tak merasakan dendam Selain pelukan cekam Menjadi phobia di relung gundah gulana Kau tak bisa menyiratkan makna Karena kau limbung : lupa pijak hatimu yang agung Kau takkan bisa menyuratkan amuk murka Karena kau masih percaya : cahaya akan tiba Ternyata? *** Bangkai-bangkai mimpi Memuing bingkai-bingkai harapan dan janji Langkah gontai Ke gurun asing kau terkulai Bertarung mencari damai Bersinggung melawan larai Wahai...      Masih kekalkah asa? *Didedikasikan kepada para korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 pada Hari Rabu, 9 Mei 2012. Semoga diberi keselamatan oleh Allah swt. Sumber

14.33

senyap sepi mendekap. ada harap ada ratap. sejuta tangan tengadah sejuta lidah berdo'a      Tuhan, beri keajaiban pada mereka... Duka Cita *Didedikasikan kepada para korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 pada Hari Rabu, 9 Mei 2012. Semoga diberi keselamatan oleh Allah swt. Sumber Gambar : Tribbunnews.com - Kakak Didik Bersyukur Pesawat Sukhoi Superjet 100 Ditemukan

Yang Terbang & Hilang

Andai Saja... Sayup senyum Begitu indah ; takkan lepas meski seribu tahun Wajahmu. Suaramu Bagai bayang-bayang mampir di mimpiku Mengapa kau berlalu? Aku rindu. Mendadak rindu Sejuta ragu Sejuta sendu Menjelma menjadi asa biru Ku lihat sekelilingku Seratus. Seribu Sejuta kepala tertunduk haru Bisu Do'a-do'a melantun dalam diam Tangis memecah jadi dendam Tuhan. Tuhan Tuhan... NamaMu dipanggili berlusin kali Tuhan. Tuhan Tuhan... Adakah Kau dengarkan? Langkahmu Masih ku ingat langkah kakimu Menyusuri dermaga udara Menyongsong armada angkasa yang gagah perwira Selaksa puji. Segudang obsesi Mengalir menjadi janji Janji kan pulang lagi Tapi, mengapa kini kau pergi? Kami menunggu dalam cemas kami Kami menanti di tepi muram hati Kami terpaku sendiri Termangu sunyi Memandang esok tanpa pasti Sayang,      Bilakah kau kembali...? *Didedikasikan kepada para korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 pada Hari Rabu, 9 Mei 2012. Semoga diberi

Bahasa Hati

Kau takkan pernah mengerti Apa kehendak kami Karena kau tak pernah mau mengerti Apa impian kami Dan kau takkan pernah mengerti Apa impian kami Karena kau tak pernah mau mengerti Apa itu bahasa hati Kau takkan pernah memahami... Kau Dengarkah Rintihan Hati Kami? Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi

Arloji

Bom Waktu Ku pandangi Detik-detik Menit-menit yang berganti Dada gelegar Kaki gemetar Bayang-bayang Menerjang seakan nyata Nafas. Keringat Memapas keras dan panas Tiba-tiba : Bouum! Ultimatum Tangan lepas mengepal Jari lemas tersakal Kembali terpajang seratus juta manusia-manusia gagal Menghama dan hambar... Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi

Zona Memori Kasih

( Memandang ke belakang ) Menanggung Sesal Kicauan masa lalu Benturkan aku dalam sesalan panjang Angin meradang Burung-burung enggan terbang Gunung : mengapa kau murung? Surya : malaskah kau sinari dunia? Ini dosaku. Ini karmaku Mengapa kau yang pilu? Mengapa kau yang kelabu? Biarkan ku tanggung jalangku Dalam sepi. Dalam sunyi yang pekat dan mati Biarkan. Biarkan ku bawa sendiri Racun cinta yang ku tabur sembaur Ia masuki darahku Ia jangkiti hatiku Sebagaimana aku Jangkitkan ia pada sejuta rindu Yang memuja kasih abadiku Oh, Langit Oh, Jerit Kemana harus ku tumbalkan darahku      demi tebus tangisan sang bunga-bunga? Kemana musti ku tumpaskan nafasku      demi redanya ratap kuncup yang bisu? Kemana...? Kemana...?!           Oh, Kemana?!! Aku memandang ke belakang Selaksa mata menukik Dan sejuta tangan hendak mencabik Aku pasrah           Aku pasrah                     Ku pasrah... Sumber Gambar : Cahya Firdaus - ketika lelaki menangis

Dalam Pelukan Senja

Menyatu Dengan Senja ( Kesan seorang dara ) Hangat Merapat Perlahan mendarat Ada buaian angin bicara Dan seribu guguran bunga-bunga Mengantar senja pulang ke cakrawala Aku. Kau Kita Duduk berdua di dermaga jiwa Memandangi jingga Dan arakan camar menuju rumah Kau. Aku Kita Berpandang mata Menelisik batin yang menggua Adakah masih tak percaya? Hangat Merapat Malam datang dengan cepat Kurasakan kecupmu di jidat        Lekat-lekat... Sumber Gambar : Pak BuzZ - Biola dan Senja

Sajak Cinta Kepada Yang Tiada

Mengenang Entah Oh Entah Berapa lama kita berpisah? Berapa jauh jarak memisah? Entah Oh Entah.. Sirna Ya Sirna Dimanakah bayangmu ada? Dimanakah jejakmu musnah? Sirna Oh Sirna... Cinta Ku cinta Meski tak mungkin jua ku sua Meski tak akan kau ku jamah Cinta,          Kau kan selalu ku cinta... Sumber Gambar : hzboy - travelling (?)

Say No to Boring on Weekend!

The Lazy Time WEEKEND is Heaven . Setuju? Hm... Saya kok nggak 100% setuju ya. Akhir pekan emang jadi momen yang pas buat menyediakan kesenangan sejenak setelah berhari-hari penat dengan keseharian kita. Tapi, weekend kadang-kadang bisa juga lho super nyebelin kalo kita nggak pinter-pinter menyiasatinya #Perang kali pake siasat!☜(*▽*)☞#. Lalu, gimana nih tips-tips supaya weekend nggak jadi menyebalkan? Nah. Postingan kali ini Sang Manyar mau bagi-bagi petuah sederhana #Hahaha... Kayak nenek-nenek aja ngasih petuah sederhana (^ï½–^)# buat kalian-kalian yang pengen weekend seger. Apa itu? Check this out...! _____*****_____ * Jogging & Biking * Emang nggak ada yang paling nikmat buat jogging selain hari libur. Masa iya Senin buta mau jogging?? Pulang-pulang pasti deh telat ngantor. Kalo udah gitu, siap-siap deh kena potong gaji bulan ini. Hehehe... Yap. Jogging merupakan agenda paling mantep buat waktu-waktu weekend . Atau kalo males buat jogging , bisa juga buat yang

Di Batas Kota Batu

Ada sepenggal sinar Jatuh di tapal Batu Jalanan melengang Malam meradang Sosokmu menunggu malam Memandang bintang dalam remang Berkawan angin : radang dan jalang Kesaksian purnama... Potret Kala Pagi Kau lintasi sepi Sendiri Sunyi Seakan coba kau obati Luka. Duka yang sehari tumpah Cinta yang punah Tinggalkan bangkai di relung jiwa Kau melangkah. Terus melangkah Menyisir jalanan yang nyinyir Membelah gelap Menikmati rona sang lanskap Hingga habis perih melesap Perlahan dalam lenyap Dan aku masih bisa memandangmu           Satu. Satu. Satu... Kau menapak menuju jauh Melintasi lorong yang kosong Dan hilang Bersatu bersama remang Hai, Gadis                     Sudahkah kini gundahmu habis? Sumber Gambar : Mahmud Junus - Gerbang Batas Wilayah Kota Batu

Renggang : Tentang Sebuah Hubungan

SETIAP pasangan, entah pertemanan biasa, pacaran, bahkan dalam hubungan antara suami dan istri, pastilah ada saat dimana pasang surut itu terjadi. Tidak mungkin hidup manusia penuh dengan tawa, dan tak mungkin pula kehidupan ini penuh dengan derita. Ada saat kita tertawa. Ada pula saat kita menangis. It's so naturally . Everyone feel it, absolutely . Kepingan Cinta = Bencana! Jika kamu mengalami hal semacam itu, saat ini dan bersama pasanganmu, tenangkanlah hatimu ! That's the important thing that you must gonna do right now . Tidak mungkin seseorang sanggup melihat titik harapan ketika hatinya sibuk dengan pikiran ini dan itu, dengan masalah sana dan sini. Kosongkan! Tarik nafas... hembuskan! Tarik nafas... hembuskan! Lakukan sebanyak mungkin dan sesering mungkin. Buang emosi, lempar kemarahan bersama-sama dengan hembusan nafas kalian. Perlahan. Perlahan... Perlahan... Ringankan beban... Lepaskan beban... Lupakan beban... Jangan biarkan saat-saat kritis bersa

Suar Dendam

Percik Api di Dada Bisu dalam diam Tanpa kata Berjalan berpunggung arah Ada jarak merentang Bagai jurang Dan selaksa rintang yang membentang Tubuh yang berjengkalan Seakan demikian panjang berjauhan Aku dalam hening sarat pertanyaan Aku. Dalam geming merisaukan Tapi : dimana jawaban? Orang-orang pandai melipat bibir Membungkus misteri menjadi silir Seakan lazim bak air mengalir Tapi Ku bukan bocah yang mampu kau kelabui Hidungku mandul Namun sepercik masalah sanggup buatku masgul Tercium meski selip di pencilnya Digul Tercium      bak seinci dari dengkul! Aku hanya bisa menunggu Dimanakah simpul akhir ku temu Dan nyala suar dendam Masih menerang pekati malam Ah, Tuhan...      mengapa begitu mencekam? Sumber Gambar : ForumJualBeli.net - Alasan Seseorang Harus "Break" Hubungan Cinta

Hanger

Gemas dalam nyanyi Gersang dalam nanti Mata semakin panas Telinga menjerit dan meranggas Televisi. Radio Koran dan obrolan guano* Mengaratkan pikiran yang berkarat Memucatkan lidah patah asat Gemolak : di atas zombi yang berarak      Merangkak... Kepada Kebobrokan Dan. Ingin sekali kutebas wajah-wajah busuk di sana Dan. Ingin sekali kupendam mulut kotor dan teror di sana Aku hanya mampu memupuk ingin Karena cuaca begitu dingin Dan pecundang sepertimu tak rela melempar sebatang lilin Dalam diam Kepalanku mendendam Suatu saat Di titik yang tepat Kan ku renggut hama-gulma pembangunan Dan ku gantungkan pada sejuta hanger ** Hingga slagorde laler *** Menyumpah Mengutuki hingga dasar tanah Dan mereka takkan lagi mampu berdusta Takkan lagi Takkan pernah lagi... Catatan : *Kotoran burung laut yg sudah kering yg menumpuk di pulau-pulau kecil atau pantai, dijadikan pupuk (terutama terdapat di pantai barat Amerika dan pulau-pulau di Lautan Pasifik). **Gantunga

Jatuh Cinta

Apa mau dikata Inilah adanya Tak kan sanggup kau gambarkan Dengan diksi 'Palagi lukisan berseribu jari Takkan pernah bisa... Asmara Dirgantara Sesuatu yang samar Dingin. Panas. Sebar! Meracaukan indera Lumpuhkan rasa dan cipta Kau akan terlena Jatuh dalam buaian angan dan damba Waktu      kutu macam apa itu? Siang dan malam : tanpa batas kepastian Rembulan serupa dengan surya Dan gelap seakan bermandikan cahaya Andaikan ombak besar datang Menyapu sekujur badan Dan kau terlempar di keasingan Kau takkan pernah tersadarkan Imaji bagai nabi Dan kau terseret dalam pusaran khayali Tanpa sudi kau lepas dan terlepaskan Tanpa!                Oh. Jatuh cinta... Sumber Gambar : AnneAhira - Tip Menjadi Pasangan Bahagia

Senja & Mereka

Di bawah bayang nyiur yang teduh Menikmati sesayup angin yang menyentuh      Aku termangu Langit. Dan sekeping bukit Lalu air mengalir mengisi parit Burung-burung camar Semakin cemar dan liar Awan koyak oleh sayapnya Dan waktu sentak oleh kicaunya Yang dusta... Love in Sunset Beach Dari titik Ku pandang mata ke pesisir penuh gelitik Senyumku merintik Lihat! Sebongkah bahagia semai Lihat! Sebatang cinta menumbuh di ujung pantai Lihat!      AnugerahMu kah? Ku catat laju asmara-      senada eloknya geliat senja -dalam nostalgi memoar hari Kini Senjakala kuncup tenggelam di kaki samudera Mereka-      sepasang kupu yang mabuk rindu -merangkak menjelang purnama Menuju Kota Tinggal aku sendiri Memandang sepi Dan jejak kaki mereka : setapak demi setapak Merangkak gubah prasasti penanda kasih yang benih Lalu. Ku pasrahkan tawa 'tuk penghabisan kali Sebelum sinar mendadak gelap dan henti, Sebelum angin semakin jalang dan maki 'Hahahaha... Ada

Teja

Suara senja      Kau dengarkah? Aku menangkap :      Seribu langkah mulai merayap Gerusan waktu mengetuk ujung rindu Habis sudah teriknya siang Dan pungkaslah hari menuju petang Penghujung Hari Awan. Burung-burung berpulangan Ada gemercik riuh menari sendiri Dan lanskap desa yang sunyi Bersatu menuju hening nyanyi Halimun berpuisi... Beriringan gadis desa Menyunggi busana berbalutkan dewangga Senyum bagai bunga Mengantar surya Merebah sekaki di balik ufuk Kawi Dan di pintu desa Mereka sirna ke biliknya Berjumpa dengan ayah. Bunda Atau : menanti hadir kekasih terpuja Dan udara pun makin jingga Mendadak semarak Mendadak rasakan hatiku meriak                "Teja menghampiri!"                Selamat tinggal hari.                Selamat datang purnama penuh janji                Di sini kau kami nanti. Pasti... Sumber Gambar : Nature on Desktop - Free Wallpaper Nature 036

Dissident*

Jangan Sekali-Sekali Melupakan Sejarah Bertahan. Terus berjalan Meski hujan paku menyentuh langkah Atau moncong senapan tumpuli kata Coba melawan... Apa salahnya berbeda? Mengapa harus sama? Tak bisakah beriringan suara kita     seperti Nyanyian Juara**? Tak bisakah berdampingan warna kita     seperti solekan kuas perupa? Tak bisakah? Kami sekedar mengingatkan Kenapa kau berikan kepalan? Kami hanya menyadarkan Untuk apa belenggu kau sediakan? Salahkah diksi kami? Racunkah tutur kami? Kami hanya memperingatkan    Nistakah? Sekian hari. Sekian minggu Sekian bulan berlalu Sekian tahun kau rajam kami dalam beku Kami menunggu Kami terus menunggu Kami tahu    Tuhan tak lah dungu Kami tahu    Keajaiban itu cerlang dan biru Yang kami tak pernah tahu    Kapan mukjizat itu tumbuh...? Kau goreskan-    sekali. dua kali. seribu kali -luka di tanah nenek moyang kami Kami diam dalam dendam Kami terlalu ingin menikam Sayang. Jalan teramat buram Mata kami yan

Cimetidine & Hari-Hari yang Dingin

(ku pandangi selembar Cimetidine di atas lemari. diam dan sunyi.) Kau yang berlayar ke seberang benua   Apa kabarmu di sana? Siulan camar yang riuh Membisikiku Bahwa jalanmu damai Bagai dambamu di kala rinai Semoga benar begitu Ada Bias-Bias Kenangan Kau yang melangkah di belantara asing   Adakah yang bisa ku bantu? Masih bisa ku ingat wajah pungkasmu Sejenak sebelum kau lepaskan sauh    dan bertualang ke Samudera Teduh Kau yakinkan aku 'kan sabar Meski gelombang mengejar dan menggelepar Meski matahari ganas dan menampar Masih sanggupkah kau menegar? Maafkan aku Jika lupa membawakan bekal yang cukup untukmu Maafkan aku Jika tak sempat ku lambaikan tangan di Teluk Senja    dan mengiringimu menuju merdeka Maafkan aku... Dan sungguh Ku inginkan maafmu Jika ku lupa menyematkan tanda mata Sebagai pelipur duka Andai kata kau melesak rindu di sana     Kau kan selalu di hati Dan setumpuk obat Masih terpajang di atas lemari Di dalam beningnya kaca