Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2012

Bumi Padang Darah

Dendam Kelam Suara murka. Suara durja Melesak menembus angkasa raya Wajah-wajah iba terantuk buntu Harapan hitam abu-abu Mencoba meraba meski tak bisa Tapi. Daripada diam menunggu mati? Alun radio kematian. Membisik membangkitkan Arak-arak pasukan. Awan hitam permusuhan Menggerus bagai tsunami tanpa mimpi        Menerjang terjang. Tanpa tenggang Tiba-tiba kemudian tubuh-tubuh bergelimpang Dan. Mereka. Orang-orang tanpa sinar Berlarian dari kejar Bersembunyi mencari pendar Meski : ribuan kali lagi mereka dilempar Meski : jutaan kali ludah menampar Meski...                 Siapa peduli?                      Siapa mengerti?                           Siapa kan pahami? Tak ada kaki yang sudi melangkah Amat sayang emas di genggaman Amat sayang suara di tenggorokan Kenapa harus dibuang? Bukankah yang di sana-         yang tersuruk menunggu punah -bukan saudara kita? Hening menjala... Bumi memadang berdarah Simbahan air mata Memuncak menjadi palagan deri

Ku (Masih) Bisa Mengenangmu

Tak Lekang oleh Waktu Aku bisa mengenangnya Pagi dan surya Sawah dan aneka serangga Aku bisa mengingatnya Lusinan tawa yang tercipta Atau sepanggul cerita yang indah Bila ku sanggup mengulangnya? Sudut demi sudut merekam saksi Titik demi titik menjadi bukti Biarkan mereka bicara Hanya kita yang memahaminya Biarkan mereka meludah Toh : mereka pula yang akan menjilatinya Lintasan waktu. Ya Lintasan waktu Aku. Kamu. Menyatu Maaf jika sempat ku tinggalkan dirimu Maaf jika sempat ku punggungi senyummu Maafkan aku Kini. Lingkaran waktu memanggilmu Kembali Rebah di pangkuan Satu Dan aku masih sanggup merekammu : Suaramu Wajahmu Langkahmu... Satu demi satu Satu demi satu Selalu... Kapankah perjumpaan itu? Sumber Gambar : Gen22.Net - Kenangan yang Terlupakan by Bella Danny Justice

Memucat dan Berkarat

Jalan. Meniti begitu panjang Kau. Aku. Dulu Kita sama-sama tahu : apa bahagia itu Kita sama-sama tahu : apa rindu itu Suatu ketika Awan hitam datang Entah karena apa. Engkau pun hilang Menjadi sosok asing yang murung dan lengang Suatu saat Sempat aku mengutuk Meski segegas ku injak dan remuk Sempat aku mengeluh Meski ku sadar itulah kamu Waktu demi waktu Saat demi saat Kau. Aku. Memucat dan berkarat Jalan. Yang kita titi begitu panjang Seketika hilang... Senja menatap dengan hampa Sinar jingga. Ufuk darah Air mata tak lagi guna Namun. Selaksa namun Belum hilang jejakmu sirna Kumpulan binatang merembuk dan berpesta Entah apa di benak mereka Entah apa di relung mereka Aku. Kamu. Takkan bisa tahu Kedunguan apa yang lahir di situ Maka. Teruskanlah jalanmu ke situ Tunggu Tunggulah aku Suatu saat. Di suatu tempat Kita akan bertemu Berjumpa. Bercerita. Tertawa Membicarakan kegilaan demi kegilaan yang ada Setelah keper

Memoar Seorang Cucu : She was Gone

Kala Senja Menyapa... SUDAH lama banget ternyata saya nggak update tulisan di blog ini. Maaf ya Kawan. Akhir-akhir ini saya ada begitu banyak urusan. Mulai dari kepergian nenek saya (Maaf kalau saya nggak bisa jadi cucu yang baik sampe hari ini ಥ_ಥ) sampe tugas-tugas yang mulai berdatangan (lagi). Pohon semakin tinggi diterpa angin yang semakin kencang. Ketika seseorang diposisikan dalam situasi menuju kedewasaan, mental dan kepribadiannya diuji. Sanggupkah ia menjadi sosok dewasa? Kejadian demi kejadian yang mampir pada kehidupan saya sejak wafatnya nenek saya membuat saya berpikir : Apakah saya sudah menjadi sosok yang dewasai? Begitu banyak ternyata ketidakdewasaan di sekitar saya. Saya semakin... merasa asing. Semakin saya tahu, semakin saya ragu. Hari ini saudara. Siapa yang bisa menjamin esok dia tidak akan menjadi musuh kita? Dan, jika saudara saja bisa menjadi sosok yang berbahaya, apalagi kawan yang baru kita jumpa? Saya mencoba percaya meskipun susah. Masa rehat sekian

Duka dan Luka

Siapa sangka :                         di balik surya tak ada mega? Siapa duga :                        malam purnama kan selamanya? Yang mampu kita cerna :                        kisah hari ini takkan sama esok hari                        Bersiaplah untuk tawa                        Siagalah 'tuk air mata Karna takkan ada yang sanggup menerka.                                                                     Takdir! *Jangan pernah menangisi hari kemarin, hari ini, dan esok hari. Jalani saja! *

Beranjak Dari Diam

Try to Build a New Life Kurasakan tamparan pagi Mendarat mulus tepat di hati Jaringan pikiran tersulut impian Membangunkan enggan Membakar gumpalan kesal Mendesak dan menjejal Ada seribu cerita Ada seribu nada. Ada selaksa tawa Apakah harus selaksa air mata? Dunia penuh dengan nestapa Tak bisakah memancing cahaya? Ada sejuta gerak Mengintip, mendadak menjadi ombak Untuk apa meringkuk dan diam? *** Ku rasakan belaian cakrawala Mengibarkan bendera asa di pucuk logika Ketika ku tanamkan sebiji tekad-                 membebat benih niat -ku awali langkah yang sepi Biarkan sejuta mata mengirisi Biarkan sejumput lidah memaki Ini kakiku. Itu kakimu Untuk apa kau pandangi kakiku? Buntungkah kakimu? Oh, Angin... Oh, Langit... Jangan kau biarkan kembali ku terjepit                                                       Di pikiran yang sempit Sumber Gambar : Firman Firdaus - Bangkit (dengan perubahan seperlunya)

Perang Timur

Maju! Bara sudah nyala Langkah : tapak kuda , berduyun-duyun dari Angkasa Cakrawala baru dilumuri darah Pedang berkilatan Teriakan : bising menyobek keheningan Maka. Ketika belum reda rindu di pelukan Maka. Ketika belum pulas nikmat di kecupan Dan. Maka. Ketika belum puas mata bertatapan Seribu pasukan dikerahkan Seribu tekad dibulatkan Seribu artileri : untuk apakah itu ? Kita punya segengggam nyali Letakkan saja di belakang pentas Kepal dan dada baja kita sudah terlampau cukup Untuk membuat rapat dan terkatup Mulut-mulut sombong di ujung gorong Tunggu apa lagi ? Mari segera berlari!    Sebelum tikus-tikus sembunyi    Sebelum muncul konspirasi baru lagi Kita gemakan revolusi!! __________Teruntuk Para Pejuang Esok Hari Dimanapun Kalian Berada__________              ◥*************8             ███۞███████ ]▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▃ - - - - - - - ░ ▒▓▓█D            ▂▄▅█████████▅▄▃▂          I███████████████████].        ◥⊙▲⊙▲⊙▲⊙▲⊙▲⊙▲⊙◤ ***Kita gilas kebusukan dan

Two Weeks in Hell - Selamat Datang, UTS...

Just for Tomorrow HIDUP nggak pernah mungkin isinya melulu lempeng alias lurus mulus. Kadang kala kita harus menikung, kadang kala harus "disco," dan tak jarang di antara kita harus berbalik arah : kesasar . That's life . Hidup nggak selalu cheerful apalagi easily . Sering kali kita harus bertopang dengkul (khususnya akhir bulan ^.^) akibat beratnya beban yang harus dipikul. It's okay . Asal nggak punya niatan bunuh diri aja #bener kan?#. Mungkin hari ini kita menangis. Tak ada alasan besok kita tidak tertawa. Mungkin hari ini bersedih. Barangkali besok kita bahagia. Roda selalu berputar. Hari ini kita ceria, barangkali besok giliran kita yang berduka #bukan ngedo'ain woy!!#. Dan kemaren yang bahagia banget, sepertinya mulai besok akan menderita sampai dua minggu ke depan. Dan itu saya... v(ಥ ̯ ಥ)v Namanya orang belajar nggak mungkin kan cuma ngapalin rumus-rumus dan segudang huruf bernama teori. Calon montir aja tiap hari kudu latihan ngerusakin

After Flood : Kemacetan Ngopak - Probolinggo (Part II)

Gimana? Siap dengan dokumentasi berikutnya? Hehehe... Foto-foto yang saya upload kali ini lokasinya kurang lebih 5-10 km sebelum Terminal Bayuangga. Nanti temen-temen bisa liat sisa-sisa banjir yang turun malemnya. Let's check it out ! Udah Ngojek, Becek, Macek lagi! Eh, Macet :D Ngoboy lagi deh si ojek -_-" Daripada nggak jalan, becek jadi deh Tadi Kanan Macet Kan? Sekarang Giliran Si Kiri Back to Aspal Genangan. Kecoklatan. Kenangan. Nih bekasnya. Keliatan kan? Titik Klimaks Kemacetan Ini kali keempatnya dengkul saya hampir ketemu ban truk -.-" 4 kilo to Bayuangga Ini jembatan yang katanya tenggelem semalem Liat deh sebelah kiri Nah ini sisa-sisa banjirnya. Deres, Coy! Keliatan kan bekasnya? Hehehe... Sekarang giliran kiri yang (bener2) macet Seconds to Bayuangga Dan 5 menitan lah sejak foto terakhir saya ambil akhirnya saya nyampe di Bayuangga. Setelah (dengan berat hati >.<) membayar ongkos

After Flood : Kemacetan Ngopak - Probolinggo (Part I)

Hai, Kawan!! Hehehe... Seneng banget akhirnya bisa post update lagi nih. Semua beban sudah lenyap. Tinggal satu lagi sih tugas tapi biarin dulu deh bentar. Agak lamaan gini. Sekarang saatnya having fun dulu mumpung ada waktu kosong 3 hari gini. Dan, kira-kira mau update apaan ya? Hm... Ahaaaaa! Baru inget deh kalo saya punya utang yang belum dilunasin#intip kiri kanan, takut ada debt collector :P#. Yap! Saya udah janji mau posting soal kemacetan panjang di Ngopak tempo hari (10 Maret 2012) yang belum sempat saya pajang hasil dokumentasi amatiran saya. Nah. Tunggu apa lagi? Check this out! *** Seperti yang udah saya posting tempo hari di artikel berjudul Travel to My Homeland (Part I) - Kutukan Macet dan Travel to My Homeland (Part II) - Mereka yang Dirugikan , perjalanan mudik saya waktu itu bener-bener amazing dan nggak ada persiapan sama sekali. Full nekad. Ya, gimana lagi? Lha nenek saya sakit dan nyariin saya waktu itu. Masa iya saya nggak mau pulang?#Sekilas bersy

Air Mata

Awan hitam. Dendam Langit cekal dan binal Ada selaksa wajah tersakal Ada sejuta hati terjungkal Tersuruk ke lumpur hitam. Kelam... Tears Air mata. Tangisan wanita Air mata. Geram cekal hati pria Air mata. Putus asa bunda dunia Air mata... Matahari kehilangan cahaya : musnah Rumput hijau serentak galau Hujan. Kering menjadi kemarau Burung-burung rontok nyanyinya Angin luntur jejaknya Di sisa detik senja yang rintik Air mata. Air mata. Air mata Gema menitik Kelabu dan bisu... Sumber Gambar : Dunia Remaja Uptodate - Puisi Air Mata Cinta

Tugas

Tanggung Jawabku Tugas. Satu kata. 5 huruf dengan konsonan dua dan vokal tiga. Tugas. Sapa sih yang nggak paham? Dari balita sampe orang jompo udah pada tau apa itu tugas walau pemahamannya macem-macem. Misal aja. Anak kecil. Kira-kira umur 4 tahunan. Mereka udah mulai paham kalo habis mainan harus diberesin. Ya walaupun sering nggak-nya dari pada iya-nya. Hahaha... Tapi, itulah pemahaman. Wajar kan? Naek dikit. PAUD, TK, SD. Udah mulai kenal yang namanya "PR". Bukan pagerank ! Lu kira ngeblog apa? Hehehe... Maksudnya "Pekerjaan Rumah." Macem-macem bentuknya. Mulai dari ngapalin do'a, berhitung, membaca, sampe perkalian buat bocah-bocah SD. Begitu lah buat jenjang usia selanjutnya. Semua orang punya tugas. Mau yang sekolah, mau yang nggak. Mau yang kerja, mau yang nganggur. Semua punya tugas. Masalahnya, sering kali kita lupa: tugas kita apa . Jujur deh. Tugas itu sebenernya enteng. Kalo dikerjain. Tugas kayak apapun deh. Tugas jadi begitu berat karena