Gemetaran kepala hingga lutut. Seribu sensor kacaukan buntut. Mata basah. Bibir gemerak tak terarah. Mereka mentas dari sawah. Mereka tinggalkan gua-gua. Mereka kabur dari pasar. Mereka pergi dari desa. Mereka. Mereka. Mereka.
Mereka bercampur di kota. Tumpah ruah. Menjadi apa saja yang mereka bisa. Menjadi wabah.
Dan. Gemetaran tangan hingga siku. Warta berita mengusik pikiran yang jemu. Mereka melonjak dari apartemen. Mereka menyingkir dari ruang kerja mewah dan permanen.
Mereka menghilang dari resimen. Sendiri. Sendiri! Ya! Mereka. Mereka.
Mereka!
Mereka mengungsi ke desa. Mencoba apa yang mereka bisa. Mencoba sederhana. Mencoba ulangi masa prasejarah. Mencoba menyadari hakiki. Sebagai manusia...
Mereka bercampur di kota. Tumpah ruah. Menjadi apa saja yang mereka bisa. Menjadi wabah.
Dan. Gemetaran tangan hingga siku. Warta berita mengusik pikiran yang jemu. Mereka melonjak dari apartemen. Mereka menyingkir dari ruang kerja mewah dan permanen.
Mereka menghilang dari resimen. Sendiri. Sendiri! Ya! Mereka. Mereka.
Mereka!
Mereka mengungsi ke desa. Mencoba apa yang mereka bisa. Mencoba sederhana. Mencoba ulangi masa prasejarah. Mencoba menyadari hakiki. Sebagai manusia...
Makasih ya :-Datas jawaban anda di yahoo..
BalasHapusKunjungin blog saya jg yah angelinamartini.blogspot.com sekalian di add yah blog aku
Makasih. Bintangnya mana? Hehehe...
HapusDi-follback nggak? Kalo nggak males ah. Hehehehe...