Aku melangkah bagai mayat. Tinggal jasad. Terkutuk di antara sesat dan jerat.
Aku meraba dalam tanya. Aku melangkah tanpa arah. Aku berkata: "Dimana ujung neraka?"
Dan kau arahkan aku-lagi dan lagi-ke mesin penggilas jiwa. Kau arahkan aku ke negeri siksa. Negeri sesal yang bumpat. Ketika hatiku menggumpal dan tak lagi kuat: dimana ku ledakkan ia?
Matahari. Matahari. Matahari...
Sinarmu bagai janji
Kemuning nyala di bara nadi. Sayang.
Kenapa kau pilih kasih?
(Raungan Hati Orang-Orang "Seberang")
Aku meraba dalam tanya. Aku melangkah tanpa arah. Aku berkata: "Dimana ujung neraka?"
Dan kau arahkan aku-lagi dan lagi-ke mesin penggilas jiwa. Kau arahkan aku ke negeri siksa. Negeri sesal yang bumpat. Ketika hatiku menggumpal dan tak lagi kuat: dimana ku ledakkan ia?
Matahari. Matahari. Matahari...
Sinarmu bagai janji
Kemuning nyala di bara nadi. Sayang.
Kenapa kau pilih kasih?
**
Aku merangkak bagai mayat. Tersembul di gelincir roda-roda duri yang dengki. Kaukah yang kan membawaku kembali?(Raungan Hati Orang-Orang "Seberang")
Komentar
Posting Komentar
Pesan Manis Sahabat Adalah Ilham Magis Bagi Saya: