Langsung ke konten utama

Luka Senja

Menunggu Mati
Kau pernah bermimpi
Lusinan ilusi samar menjelma imaji
Dunia ingin kau rengkuh
Waktu semudah sentuh
Dan kau terus bermimpi. Terus bermimpi
Tenggelam berjengkal jari

Matahari. Sinarnya galau memaki
Kau tikam bumi dengan janji
Kau sayat sepi dengan ambisi
Persetan teriakan letih
Persetan rintihan henti
Darahmu gejolak. Nafasmu berdecak
Jantung. Tak bosan mengaum dan meraung

Kini. Ya, kini

Senja menjingga berapi-api
Siluet malam
Gelap dan dendam
Ku lihat sosokmu meringkih di kesunyian
Kemana kepalan tangan?
Dimana tegapnya badan?
Tak ku dengar sipongang nyalimu berdendang
Hanya ejekan lengang
Dan kebisuan hati mendegup bagai tembang
Dimana perkasamu?
Kemana harapan itu?
Wajahmu tak lagi cerlang
Menjadi malang
Di kunyahan luka yang rembang
Sendu menyerlang...

Sumber Gambar: Rifat Khan - Cerpen - Sepotong Senja Rasa Es Krim

Komentar

  1. bagus..
    aq suka dgn yg ini..
    izin nyimak yg laen nya gan..

    numpang gan
    http://eflianda.blogspot.com/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silahkan gan. Makasih sudah mampir. Segera ke TKP nih! :)

      Hapus

Posting Komentar

Pesan Manis Sahabat Adalah Ilham Magis Bagi Saya:

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Wahai... (Akhir Mimpi)

Nestapa Bunga-bunga layu Daun-daun Runtuh dalam pelukan kelabu Wahai , Sepi Mengapa musim begitu keji? Sepasang mata Tegak menyongsong derita Jemari mungil penuh luka Memeluk tangkai si kuncup dahlia Yang mulai kering dan punah Wahai, Dingin Seberapa panjang membaluti serbuan angin? Lembah itu Semakin kusam dan berdebu Matahari bisa mengingatnya Di atas batu Ya! Di atas batu itu Semusim lalu Seekor jantan asyik mencumbui betinanya Ya! Di atas batu itu Sang betina pasrah menerima kekasihnya Dan langit Dan bumi Dan semesta raya Ikhlas menerima mereka Mengalirlah gairah dalam cinta Semusim yang lalu... Wahai, Waktu Mengapa dengki nian kau berlaku? Halilintar Suatu hari datang dan mengantar Sepucuk kabar Bahwa cinta harus merepih dan buyar Merepihlah mimpi-mimpi Memuinglah rimbun kasih Air mata . Apakah guna? Cucur darah. Bisakah mengubah? Dan mereka berpisah di antara linang tangisan senja Merantau dalam galau Merundung dalam kabung San