Langsung ke konten utama

Widget Islam: Show Yourself!

Kemaren asyik-asyik mikirin tema posting yang baru, malah belok pengin ubek-ubek koleksi widget buat meramaikan tampilan blog ini. Iseng punya iseng, nggak sengaja pengin tahu widget-widget yang sedikit banyak ada unsur keislamannya. Nah, setelah mengingat-ingat sejenak, ketemulah sama sebuah situs yang koleksi widget islamnya lumayan banyak dan bisa dikata bagus-bagus juga. Kawan-kawan blogger pasti udah tahu semua. Iya kan?
Yeup! Anda benar. Apalagi kalo bukan blog Alhabib. Dan, panenlah saya tiga widget begitu.

Kalender Islami

Countdown to Ramadhan This Year


Jam Islam

Kalo ditanya kenapa milih widget ini, saya sih hanya punya dua alasan. Pertama, buat nunjukin spirit keislaman saya (walaupun masih sekedar 'tampilan', belum sampai 'penghayatan') dan Kedua sebagai usaha supaya blog ini makin Visitor Friendly. Dari tiga widget baru ini, setelah sebelumnya saya udah nyobain Jadwal Sholat juga dari situs Alhabib di blog ini, saya paling suka sama widget Penghitung Mundur Bulan Ramadhan. Jujur, saya nggak sabar pengin ngerasain lagi nikmatnya bulan puasa. Bulan Ramadhan kemaren bener-bener berbekas, lain dari Ramadhan-Ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Ramadhan kemaren baunya seakan-akan masih nempel di hidung walau saya sendiri udah kehilangan indera yang satu itu sejak kelas 3 SD (??? AgakLupa.com). So, saya nggak sabar buat makin memperbaiki diri lagi di Ramadhan tahun ini. Kurang berapa hari lagi sih? Pengin tahu? Datang aja ke situs saya dan lihat widget dari Alhabib tersebut tepat di sidebar sebelah kanan agan-agan sekalian.

Gimana? Ada yang tertarik sama widget-widget yang saya pake? Atau... Mau tahu koleksi islamic widget lainnya? Datang aja ke Alhabib Islamic Web Service dan pasang deh koleksi widget islam di blog kalian secara CUMA-CUMA. Hehehe... Cekidot! ^.^

Referensi: Alhabib Islamic Web Service

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The End of The Holiday ^.^

Menyambut Esok Yup. Saya pikir inilah saat terakhir saya ngabisin hari libur. Masa reses. Masa menenangkan diri dan menjauhkan diri dari aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas yang naujubillah banyak banget. Ini hari terakhir, meskipun masih kesisa sehari besok, buat memikirkan rencana masa depan. Kenapa hari terakhir? Ya karena mulai Senin besok lusa nggak ada lagi rencana. It's time to action! Setuju? ^.^ Senin, jam 7 pagi, sejarah semester 4 studi saya dimulai. Dosen baru, suasana baru. Target-target baru. Saya yakin, sepanjang hati kita yakin, kita bisa melakukan apa aja. Kebaikan apa aja. Kesuksesan apapun meski terlihat rumit dan mustahil. Dan hal ini yang akan saya lakukan: Agraria harus dapat nilai A!!!! Itu tekad saya buat si dosen killer yang bakal jadi dosen di kelas yang saya ambil semester ini. Semoga ini bukan keputusan goblok saya. Tuhan, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berikan petunjuk dan kemudahan bagi hamba. Aamiin... So, bagaimana denga

Aku Tertawa

Bayi pun Turut Menertawakanmu Aku tertawa Melihatmu Berebut gundu dengan bibir berlumas gincu Tapi, Aku lebih tertawa lagi Melihatmu sendiri Tergugu dan nyeri Ketika biji gundu itu melesat ke dahi ..... Bekas dan jelas Sumber Gambar : Google

Wahai... (Akhir Mimpi)

Nestapa Bunga-bunga layu Daun-daun Runtuh dalam pelukan kelabu Wahai , Sepi Mengapa musim begitu keji? Sepasang mata Tegak menyongsong derita Jemari mungil penuh luka Memeluk tangkai si kuncup dahlia Yang mulai kering dan punah Wahai, Dingin Seberapa panjang membaluti serbuan angin? Lembah itu Semakin kusam dan berdebu Matahari bisa mengingatnya Di atas batu Ya! Di atas batu itu Semusim lalu Seekor jantan asyik mencumbui betinanya Ya! Di atas batu itu Sang betina pasrah menerima kekasihnya Dan langit Dan bumi Dan semesta raya Ikhlas menerima mereka Mengalirlah gairah dalam cinta Semusim yang lalu... Wahai, Waktu Mengapa dengki nian kau berlaku? Halilintar Suatu hari datang dan mengantar Sepucuk kabar Bahwa cinta harus merepih dan buyar Merepihlah mimpi-mimpi Memuinglah rimbun kasih Air mata . Apakah guna? Cucur darah. Bisakah mengubah? Dan mereka berpisah di antara linang tangisan senja Merantau dalam galau Merundung dalam kabung San